Minggu, 06 November 2022

Keutamaan Membaca Surat Al-Ikhlas

 Keutamaan Membaca Surat Al-Ikhlas
istiqomah moco surat ikhlas waktu subuh 3 x magrib 3x. mergo dawuhe kanjeng nabi nek wong iku moco surat ikhlas ping 3 podo karo hukume moco khatam al-quran.
diniati jalaran;

  1. diniati ganjarane ditujuke neng wong tua loro. (ndadekno iso nyukuri wong tuo, ndadekno kanggo nambeli olehe kurange ngabekti neng wong tuo).
  2. diniati ing dalem ngadepi jaman akhir niki, mugo mugo ndadekno kuat imane.
  3. diniati supoyo ndadekno mbarokahi, ibadahe, perjuangane, opo ilmune dadi wong sing ikhlas. (nyadari kurange, bodone, apese awake dewe).
  4. diniati ganjarane ditujuke neng anak putune. mugo mugo anak putune dadi anak sing ngabekti, sing nurut karo wong tuane.

Rabu, 12 Oktober 2022

Meminang Pasangan Hidup

Meminang Pasangan Hidup

Menikah dalam ajaran Islam bukan untuk sementara waktu tapi untuk selamanya, bukan semata untuk di kehidupan dunia tapi juga untuk kehidupan akhirat kelak. Oleh karena itu, Islam menganjurkan ummatnya yang hendak melangsungkan pernikahan untuk memilih pasangan hidupnya ini demi tercapainya tujuan asasi dari pernikahan tersebut.

Khitbah atau meminang adalah permohonan seorang laki-laki untuk menikahi seorang perempuan. Apabila permintaan tersebut disetujui oleh pihak wanita, maka khitbah ini dipandang sebagai janji untuk menikahi. Meski demikian, wanita yang sudah dilamar (al-makhtubah), tetap sebagai wanita asing yang tidak boleh "diapa-apakan" sehingga ia melakukan akad nikah. Melamar atau meminang hanyalah sebagai

pendahuluan untuk melakukan pernikahan. Oleh karena itu, wanita yang sudah dilamar (al-makhtubah) tetap sebagai wanita asing bagi laki-laki tersebut.

Seorang muslim tidak halal mengajukan pinangannya kepada seorang perempuan yang ditalak atau yang ditinggal mati oleh suaminya selama masih dalam iddah. Karena perempuan yang masih dalam iddah itu dianggap masih sebagai mahram bagi suaminya yang pertama. Akan tetapi untuk isteri yang ditinggal mati oleh suaminya, boleh diberikan suatu pengertian ‘selama dia masih dalam iddah’. Bahwa si laki-laki tersebut ada keinginan untuk meminangnya.

Tetapi jika laki-laki yang meminang pertama itu sudah memalingkan pandangannya kepada si perempuan tersebut atau memberikan izin kepada laki-laki yang kedua, maka waktu itu laki-laki kedua tersebut tidak berdosa untuk meminangnya.

Trust (Percaya)

Trust (Percaya)

Tanpa percaya tidak akan ada pengertian, tanpa pengertian terjadi kegagalan komunikasi. Sikap percaya berkembang apabila setiap seseorang mengganggap orang lain berlaku jujur. Tentu sikap ini dibentuk berdasarkan pengalaman kita dengan orang lain.

Selain pengalaman terdapat faktor lain yang dapat menumbuhkan sikap percaya :

1.    Menerima ialah sikap yang melihat orang lain sebagai individu yang patut dihargai. Menerima tidaklah berarti menyetujui semua perilaku orang lain atau rela mananggung akibat perilakunya. Menerima tidak menilai pribadi orang berdasarkan perilaku orang yang tidak kita snangi.
2.    Empati ialah membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa orang lain. Dengan empati kita berusaha melihat seperti orang lain melihat, merasakan seperti orang lain yang merasakannya.
3.    Kejujuran, jujur adalah sikap lugas atau apa adanya yang tidak dicampur dengan kebohongan atau dosa kejujuran itu merupakan sifat terpuji dan sebagai kunci sukses dalam pergaulan.

Jadi, seseorang yang mengemban tugas dengan benar, maka orang lain disekitar kita mengucap memberi label terhadap kita dengan sebutan sebagai orang yang terpercaya.

Syukur Adalah Perbuatan

Syukur Adalah Perbuatan

Hidup ini adalah tindakan. Tapi ada juga yang meengatakan hidup itu adalah pilihan. Berbagai macam makna diletakkan pada hidup kepada pemberi kehidupan. Syukur itu adalah melihat pada orang yang memberi nikmat bukan pada nikmat itu sendiri, inilah perbuatan syukur.

Syukur perbuatan menurut Al-Qusyairi adalah komitmen yang teguh dan kokoh melayani atau mengabdi kepada Allah Swt. Segala kinerja dalam hidup, dilakukan sebagai ekspresi tanda syukur pada Allah Swt. Nelayan, berlayar mencari ikan, layak dimaknai sebagai upaya menghargai hidup dan memanfaatkannya sebagai prosesi melakukan hal terbaik bagi keluarga. Guru bersyukur, dengan mengajarkan ilmu. Dokter bersyukur dengan mengobati pasien. Pejabat bersyukur, melayani rakyat dengan hati.

Intinya, syukur perbuatan adalah apapun bentuk perbuatan, niatkanlah hanya untuk Allah Swt. Jangan pernah kalkulasikan perbuatan shaleh, kebajikan dengan standar dunia. Tapi serahkanlah pada Allah Swt. Balasan terbaiknya. Syukur perbuatan bertujuan untuk menjaga kehormatan diri. Memelihara hati agar senantiasa menghadap Sang Pemberi nikmat. Maka syukur perbuatan adalah mengeluarkan zakat, dan menghiasi hartanya dengan sedekah, infaq, dan wakaf. Orang berilmu, bersyukur atas ilmu dengan membangun teori dan menemukan segala sesuatu yang mendatangkan kemaslahatan bagi kehidupan. Pemimpin yang baik, berbuat syukur melalui menciptakan keadilan ekonomi, hukum, dan politik bagi seluruh rakyatnya tanpa kecuali.

Hadapkanlah segala perbuatan didunia kepada Allah Swt. Tapi ingat perbuatan itu haruslah sesuatu yang halal berdasarkan agama. Dan jangan sekali-kali, berbuat atas nama Tuhan, sedangkan perbuatan itu mengandung kemudaratan seperti membunuh, melukai, melakukan kekerasan kemudian mengatasnamakan Tuhan. Ini bukanlah perbuatan orang yang bersyukur. Malah lebih tampak sebagai perbuatan orang yang hendak menodai agama dengan kekerasan. Bukanlah islam itu rahmatan lil alamin? Maka layaknya segala perbuatan yang dilakukan mendatangkan ketenangan dan kebaikan bagi kehidupan, secara utuh dan tidak membeda-bedakan siapa orangnya. Ini dilakukan terkait, bahwa perbuatan itu mengarah pada jalan menuju Allah, hanya untuk dekat pada Tuhan.

Ramah Tamah Mendidik Anak

Ramah Tamah Mendidik Anak

Anakku! Jika seseorang mengundangmu untuk makan malam di rumahnya dan memperlakukanmu dengan suasana yang hangat dan nyaman, sudah pasti, engkau akan berterima kasih kepadanya. Kemudian jika seseorang mengajakmu makan engkau pun akan berterima kasih. Jika dalam suatu perjalanan, seseorang  membolehkanmu untuk menginap, engkau takkan melupakan kebaikannya. Jika seseorang mengundangmu untuk makan siang atau makan malam di rumahnya, engkau akan selalu mengingat kebaikannya. Jika seseorang memberi minum di saat engkau haus, ayah rasa tidak mungkin engkaau tidak mengucapkan terima kasih.

Jika seseorang memberimu sebuah pulpen atau buku sebagai hadiah, setiap kali engkau menggunakannya, engkau akan mengingatnya. Jika seseorang membantumu untuk beristirahat setelah engkau letih, engkau akan mengucapkan terima kasih. Jika seseorang membantumu dalam pelajaran, engkau akan berkata terima kasih kepadanya. Jika seseorang memberimu pertolongan, engkau akan merasa berhutang budi kepadanya. Jika seseorang mengizinkanmu untuk menggunakan kendaraannya, di akan menerima ucapan terima kasih darimu, demikian pula ketika  seseorang memberi tumpangan di mobilnya atau ketika seseorang menawarkan tempat duduknya di dalam bus. Dan terakhir, bila seseorang tidak hanya ramah dalam perkataannya tetapi juga dengan perbuatannya, sangatlah tidak mungkin jika engkau tidak mengucapkan terima kasih.

Anakku! Lalu mengapa jiks untuk semua bantuan-bantuan yang relatif kecil ini engkau menunjukkan penghargaanmu, namun untuk semua cinta, perhatian, kasih sayang, serta kebahagiaan, dan semua kenyamanan materi yang orang tuamu berikan, engkau begitu acuh tak acuh dan menganggap bahwa hal itu memang seharusnya begitu ?

Oh, Ayah. Sungguh luar biasa. Ayah telah menyadarkanku. Dan sungguh tepat cara Ayah mengingatkanku! Aku selama ini telah mengabaikan semua kasih sayang ayah, cinta serta keramahan dan menganggap semuanya biasa saja. Aku telah berbuat seperti orang yang tidak menyadari betapa pentingnya matahari, hanya karena matahari bersinar setiap hari. Sekarang aku akui bahwa aku sangat berutang budi pada Ayah dan berhutang atas semua yang ada dalam diriku. Pada kesempatan ini aku ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan pada ayah dan ibu meskipun aku takkan pernah bisa membalasnya.

Kondisi Remaja

Kondisi Remaja

Tahun-tahun masa remaja dan balig pada umumnya adalah tahun-tahun yang penuh penentangan dan guncangan. Penentangan remaja kepada orang tua dan aturan-aturan bukanlah hal yang baru. Jika menginginkan pendidikan, pengajaran, dan perkembangan bagi anak-anak kita, maka hal itu haruslah kita hadapi.

Masa remaja adalah fase kehidupan yang sangat sulit, dan bagi orang tua serta pada pendidik, fase ini adalah sebuah gangguan. Pada fase ini terjadi perubahan sedemikian rupa pada tubuh dan kejiwaan para remaja, sehingga mereka sendiri menjadi bingung.

Pada fase ini, para remaja yang meniru-niru para idola, artis, dan tokoh-tokoh tertentu mungkin sekali kehilangan arah dan pada akhirnya mereka berada di jalan yang salah.

Para remaja sedang mencari jati diri mereka sendiri dan menghadapi “pertanyaan- pertanyaan tanpa jawaban”. Benak para remaja dipenuhi oleh pikiran tentang fanannya kehidupan dan pastinya kematian.

Para remaja bisa menangis ataupun bekelahi karena hal-hal yang tak berarti, juga bisa tertawa dengan suara keras tanpa peduli keadaan sekitar. Terkadang pada masa ini mereka merasa terkucilkan dari kesenangan- kesenangan, kebebasan, kemandirian, bahkan pernikahan.

Kecenderungan untuk menampilkan diri guna memenuhi dorongan jiwa, pada sebagian kondisi menyebabkan para remaja melontarkan makian dan penghinaan, serta menonjolkan diri dengan cara yang tidak sesuai dengan kejiwaan mereka. Masalah-masalah seperti inilah yang menjadi perhatian orang tua dan para pendidik. Juga karena masalah-masalah ini para remaja kerap dituduh sebagai orang-orang yang tidak beradab dan tidak sopan.

Ketika Lidah Bersyukur

Ketika Lidah Bersyukur

Bersyukur berarti bertahmid atas rahmat Allah Swt. Lisan lah yang melakukannya. Kenapa lidah harus memanjatkan puja-puji pada Allah ? Tidaklah cukup dengan hati saja ? Syukur akan lebih sempurna jika dituturkan dengan tulus. Coba bayangkan ketika ada seseorang yang memberi kita dengan tulus. Cukupkah hanya berterima kasih dalam hati, lalu menyelosor pergi, tentu tidak. Bertuturlah syukran jazilah atau terima kasih banyak. Karena ucapan ini menyenangkan hati orang memberi dan menenangkan hati, kita yang diberi. Begitu juga dasarnya, kenapa manusia selalu dianjurkan memuji Allah. Karena pujian, dengan membaca alhamdulillah adalah ungkapan terima kasih mendalam pada Allah atas segala nikmat dan anugerah yang diturunkanNya pada manusia. Pantaslah, bahkan sangat pantas jika kita senantiasa bersyukur, dengan lisan pada Allah.

Lisan yang bersyukur, selalu memuji Allah Swt ketika mendapatkan anugerah. Dan ketika mendapatkan kepedihan, selalu mengatakan alhamdulillah dan dilengkapi dengan ungkapan yang tulus innalillahi wa innailaihi raji’un. Ini adalah ungkapan yang mengembalikan segala persoalan pada kehendak dan pengetahuan terbaik yang dinikmati Tuhan.

Melatih lisan untuk senantiasa bersyukur, ini sama kualitasnya melatih tubuh yang lain untuk memuji Allah Swt. Karena, persis yang dikatakan Al-Ghazali tubuh tidak berbuat, melainkan atas dorongan lisan yabg berkata. Sementara perkataan adalah ekspresi utuh dari hati. Jadi tatkala lisan bersyukur memuji Allah, artinya hati tengah larut dalam syukur yang hebat.

Tidaklah kita sering membaca, dan terkadang menghayati betapa banyak ayat Alquran yang menganjurkan hambanya bersyukur dengan lisan. Dengan apa ? tak lain adalah dengan zikrullah atau mengingat Allah Swt dengan lafal-lafal pujian, baik alhamdulillah maupun subhanallah. Rasa syukur yang diucapkan dengan lidah mendorong lahirnya perbuatan-perbuatan nyata sebagai ekspresi terima kasih pada Allah Swt.

Sering bersyukur dengan lidah, membuat diri senantiasa berzikir dan memuji Allah Swt. Ini adalah ekspresi keimanan kita. percayalah, Allah Swt dan Para Malaikatnya akan mendengan zikir hamba-hambanya yang dijadikan sebagai luapan rasa syukur, dengan tulus. Maka pada kondisi inii, Allah Swt akan turunkan ketenangan pada kita, kedamaian akan menyelimuti hati. Keluh kesah akan buyar, bagaikan buyarnya asap dihantam angin, tak berbekas. Gelisah akan redup, bagaikan redupnya cahaya teplok, karena kehabisan minyak. Demikianlah umpama dati kesyukuran yang mendatangkan ketenangan, kedamaian, dan keindahan hati.

Tidak hanya manusia, batu, gunung, sungai, burung, rerumputan, ikut memanjatkan syukur pada Allah Swt, dengan bahasa masing-masing dan hanya Allah Swt yang paham dengan bahasa mereka. Lalu kenapa manusia tidak bersyukur? Bukankah nikmat dan anugerah terbesar telah diturunkan oleh Allah Swt pada manusia? Tak lain, jawabanya adalah hati yang sakit. Inilah yang menghambat manusia untuk bersyukur. Ketika hati didera oleh sakit, lalu buta. Maka lidah-pun keluh untuk memuji Allah Swt. Bahkan pikiran-pun telah mandul, tak lagi mampu memaknai dan mendorong pembacaan ke dalam diri atas segala rahmat dan anugerah Allah Swt. Dan marilah kita, sama-sama berlindung dari hal ini.

Keutamaan Membaca Surat Al-Ikhlas

 Keutamaan Membaca Surat Al-Ikhlas istiqomah moco surat ikhlas waktu subuh 3 x magrib 3x. mergo dawuhe kanjeng nabi nek wong iku moco surat ...