Kamis, 04 November 2021

Alkisah, Mentaati perintah orang Tua

Alkisah, Mentaati perintah orang Tua

Konon di Bani Israil ada seorang laki-laki yang shaleh. Ia mempunyai anak yang masih bayi dan seekor anak sapi. Ia selalu membawa anak sapi itu kehutan. Pada suatu hari orang itu berdoa, “ya Allah, aku menitipkan anak sapi ini untuk anakku yang masih bayi hingga ia besar.”

Tidak beberapa lama laki-laki itu mati. Anak sapi tetap berada di hutan. Setiap kali melihat manusia, anak sapi itu selalu lari menghindar. Sementara anak laki-laki yang shaleh telah tumbuh dewasa. Ia sangat berbakti kepada ibunya. Ia membagi waktunya menjadi tiga: sepertiga untuk shalat, sepertiga untuk tidur, dan sepertiga untuk duduk menunggui ibunya. Setiap pagi ia pergi kepasar menggendong kayu bakar untuk dijual. Uang hasil penjualan kayu bakar itu dibagi menjadi tiga.: sepertiga untuk disedekahkan, sepertiga untuk makan, sepertiga untuk ibunya.

Pada suatu hari ibu anak itu berkata, “ anakku, ayahmu mewariskan seekor anak sapi yang ia lepaskan di hutan. Pergilah kehutan itu. Berdoalah kepada Tuhan agar dia Mengembalikan sapi itu kepadamu. Tanda sapi itu adalah jika kamu melihat dari kulitnya memancarkan sinar kuning keemasan. “pemuda itu pun datang kehutan yang ditunjukkan oleh ibunya. Di sana ia menemui sapi yang di maksudkannya. Lalu ia berkata “tetaplah ditempatmu” Sapi itu segera berlari mendatangi pemuda itu. Ia berdiri dihadapannya. Pemuda itu segera memegang leher sapi itu. Dengan izin Allah, sapi itu berkata, “wahai pemuda yang sangat berbakti kepada ibunya, kendarailah aku karena bagimu mengendaraiku adalah sangat mudah.”

Pemuda itu menjawab, “ibuku tidak menyuruhku untuk mengendaraimu. Tetapi ia berkata, peganglah lehernya.”

Demi Tuhan, kamu tidak akan bisa mengendaraiku selama-lamanya. Kalau ingin gunung itu meninggalkan tempat asalnya dan berjalan bersamamu, niscaya gunung itu akan patuh karena baktimu kepada ibumu. Lalu keduanya berjalan menemui ibunya. Sang ibu berkata kepada anaknya, “kamu ini sangat miskin, setiap siang harus menjual kayu san setiap malam harus bangun untuk sembahyang, yang demikian pasti akan memayahkanmu, maka pergilah dan jual sapi ini” perintah ibunya.

“berapa dinar aku harus menjual sapi ini, bu.”

“juallah ia tiga dinar. Jangan kau jual tanpa musyawaran denganku!”

Lalu Allah mengutus Malaikat Jibril untuk menguji iman pemuda itu. Malaikat Jibril bertanya kepadanya, “berapa harga sapi ini?”

“tiga dinar dan harus dengan kerelaan ibuku,” jawab pemuda itu.

“aku beli dengan enam dinar dan jangan kau katakan dengan ibumu.”

“meskiun kau beri aku emas, aku tidak akan mengambilnya tanpa keralaan ibu.”

Lalu pemuda itu menghabarkan pertemuannya dengan orang yang hendak menawar sapinya dengan enam dinar. Ibunya berkata “juallah ia dengan enam dinar dengan ridlakku”. Pemuda itu kembali kepasar dan menemui orang yang telah menawar sapinya. “aku telah berkata kepada ibu dan dia mengizinkan aku untuk menjual sapi ini dengan enam dinar”.

“baiklah aku bayar sapi ini dengan dua belas dinar. Tidak perlu kau katakan kepada ibumu”. Pemuda itu tetap tidak mau menerima tawaran orang itu. Ia kembali kepada ibunya dan berkata bahwa sapinya ditawar dua belas dinar. Lalu ibunya berkata, “sesungguhnya yang datang itu adalah malaikat yang menyerupai manusia. Ia datang hanya untuk menguji baktimu pada ibu. Kalau kamu bertemu dengannya tanyakanlah kepadanya apakah sapi ini harus kujual ataukah tidak?”

Demikianlah pemuda itu tidak mau sedikit pun mendustai ibunya. Ketika ia bertemu dengan orang tersebut, ia menanyakan apakah sebaiknya sapi itu dijual ataukah tidak. Orang itu menjawab, “kembalilah kepada ibumu. Katakan kepadanya sebaiknya sapi ini jangan dijual dulu. Peliharalah ia. Suatu ketika Nabi Musa akan membelinya untuk mengusut peristiwa pembunuhan”.

Demikianlah, karena bakti anak itu kepada ibunya akhirnya sapi ini diberi keistimewaan untuk disembelih guna menyelesaikan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh orang Bani Israil. Peristiwa ini diabadikan dalam al-Quran, bahkan nama suratnya pun adalah Surat al-Baqarah (sapi betina) diambil dari peristiwa tersebut.

--------------------------⁣⁣⁣⁣⁣
Resep Masakan Rumahan
Syafa Aulia Rahmah
Info Warga Jateng
Mancing Gayeng
Yuni Almus

Tidak ada komentar:

Keutamaan Membaca Surat Al-Ikhlas

 Keutamaan Membaca Surat Al-Ikhlas istiqomah moco surat ikhlas waktu subuh 3 x magrib 3x. mergo dawuhe kanjeng nabi nek wong iku moco surat ...