Kamis, 04 November 2021

Jurajil Seorang Ahli Ibadah pada Zaman Bani Israil

Jurajil Seorang Ahli Ibadah pada Zaman Bani Israil

Kisah Jurajil, seorang ahli ibadah pada zaman Bani Israil patut menjadi renungan kita bersama untuk cara kita berbakti kepada orang tua dengan segera memenuhi panggilannya. Pada suatu hari Jurajil sedang melaksanakan shalat. Kemudian ibunya memanggilnya. Timbullah kebimbangan dalam hatinya apakah ia akan meneruskan shalat ataukah menghentikannya. Akhirnya, ia meneruskan shalatnya dengan pertimbangan bahwa shalat adalah komunikasi seorang hamba dengan Tuhannya sedangkan memenuhi panggilan orang tua hanya komunikasi antar sesama makhluk Allah. Ibunya memanggilnya lagi dan Jirajil bimbang lagi, hingga akhirnya ia meneruskan shalatnya. Ibunya memanggilnya untuk yang ketiga kalinya dan Jurajil tetap tidak menghentikan shalatnya. Agaknya, ibunya merasa kecewa dengan sikap anaknya. Entah sadar ataukah tidak, ia berkata, “ya Allah, jangan engkau cabut nyawa anakku sebelum ia bertemu dengan seorang pelacur.”

Pada suatu hari Jirajil sedang khusyuk beribadah di suraunya. Tiba-tiba datang seorang wanita yang sangat cantik menemuinya. Wanita menggoda Jurajil untuk mengajak melakukan zina. Akan tetapi, Jurajil menolak dan tetap khusyuk beribadah. Akhirnya, wanita itu putus asa dan pergi. Lalu ia mendatangi seorang penggembala. Ia berzina dengan penggembala tersebut hingga akhirnya hamil.

Beberapa bulan kemudian, wanita pelacur yang pernah mendatangi Jurajil datang lagi. Ia meminta Jurajil bertanggung jawab atas kehamilanya. Mersa tidak bersalah, Jurajil menolak permintaan itu. Ia berani bersumpah bahwa dirinya tidak pernah berbuat zina. Wanita itu menghasut orang kampung dengan berkata, “ wahai saudara-saudaraku, kalian pasti tahu Jurajil. Di mata kalian ia adalah seorang yang tekun beribadah, tetapi sebenarnya ia tidak lebiih daripada lelaki hidung belang. Aku mempunya bukti. Lihatlah perutku ini. Perut ini bisa hamil tidak lain karena perbuatan bejatnya.”

Mendengar hasutan pelacur tersebut, para penduduk sudah tidak mau mempercayai Jurajil lagi. Mereka segera menyiksa Jurajil atas perbuatannya. Jurajil ingin mencoba menerangkan duduk persoalannya, namun kemarahan penduduk kampung sudah tidak terbendung. Akhirnya, Jurajil babak-belur hingga hampir mati karena disiksa oleh para penduduk kampung. Suraunya dibakar. Dengan meringis menahan sakit Jurajil berkata. “ kalau memang kalian ingin mengetahui siapa yang telah  menghamili wanita itu, maka tanyakanlah kepada bayinya jika telah lahir.”

Para penduduk menunggu saat wanita tersebut melahirkan. Begitu bayinya lahir, mereka langsung menanyakan,” siapa bapakmu?”

Bayi itu menjawab, “seorang penggembala.”

Inilah akibatnya seorang anak tidak mendengarkan panggilan ibunya, “kata Jurajil. Jurajil pun segera meminta maaf kepada ibunya dan ibunya memaafkannya. Lalu ia bercerita kepada penduduk kampung bahwa ibunya memanggil pada saat ia sedang shalat, namun ia tidak menjawabnya sehingga ibunya tanpa sadar mengucapkan kalimat yang tidak baik kepadanya. Karena yang mengucapkan adalah seorang ibu, maka Allah pun mengabulkannya. Mendengar penjelasan itu, para penduduk segera minta maaf kepada Jurajil. Mereka membantu merawat Jurajil dan bersedia membangun kembali suraunya.

--------------------------⁣⁣⁣⁣⁣
Resep Masakan Rumahan
Syafa Aulia Rahmah
Info Warga Jateng
Mancing Gayeng
Yuni Almus

Tidak ada komentar:

Keutamaan Membaca Surat Al-Ikhlas

 Keutamaan Membaca Surat Al-Ikhlas istiqomah moco surat ikhlas waktu subuh 3 x magrib 3x. mergo dawuhe kanjeng nabi nek wong iku moco surat ...