Catatan untuk Mendidik Anak
Satu hal yang perlu diingat bahwa seorang anak tidaklah akan dapat mengerti kewajibannya baik kepada orang tua, kepada saudara, kepada tetangga, dan lain sebagainya tanpa dididik semenjak kecil dengan kasih sayang. Oleh karena itu, orang tua wajib mendidik anak, terutama pendidikan agama.
Mengajari anak adalah kewajiban yang bisa diwakilkan kepada orang lain. Oleh karena itu, meskipun kita wajib mendidik anak, jika kita memang merasa tidak memiliki ilmu yang cukup memadai, kita bisa memasukkan anak ke pondok pesantren, ke madrasah-madrasah, dan lain sebagainya. Ingatlah bahwa anak adalan investasi akhirat yang diberikan oleh Allah kepada kita. kalau kita berhasil mendidik anak menjadi shaleh atau shalehah, maka doa anak kita akan senantiasa mengalir hingga kelak sudah dialam kubur dan tidak bisa beramal lagi. Namun, jika kita lalai mendidik anak dan anak menyimpang dari nilai-nilai agama, maka alamat kesengsaraan dunia dan akhirat akan kita dapatkan. Anak adalah amanah yang tidak boleh kita sia-siakan, sebab menyia-nyiakan amanah adalah perbuatan dosa.
Setelah anak menginjak dewasa dan sudah saatnya menikah, maka orang tua tidak boleh menunda-nunda tanpa alasan yang dibenarkan oleh agama, maka dikhawatirkan ia akan terjerumus ke lembah perzinaan. Na’udzubillahi min dzalik. Pada zaman ini, banyak orang tua melalaikan kewajiban menikahkan akan. Anak yang sudah cukup umur dan sudah ingin menikah, namun orang tua masih mencegahnya. Akibatnya anak berbuat zina hingga hamil baru sang orang tua kebingungan mencari orang untuk bertanggung jawab menikahi anaknya. Sungguh naif sekali. Jika pada zaman dahulu orang menikah kemudian baru hamil, namun pada zaman sekarang ini banyak orang menikah karena hamil terlebih dahulu. Oleh karena itu, perhatikanlah anak, terutama anak perempuan. Jika memang sudah merasa cukup umur dan sudah mempunyai keinginan untuk menikah, maka segera nikahkanlah. Jangan menunggu anak terjerumus kedalam rayuan syaithan. Namun. Jika anak memang belum siap menikah maka didiklah ia, dengan demikian, ia bisa mengendalikan diri.Tanpa pendidikan agama, seorang anak tidak mustahil akan berani durhaka kepada kedua orang tuanya.
Oleh karena itu, pendidikan anak sangat diperhatikan. Apalagi pada zaman sekarang ini, disaat anak masih dalam masa pertumbuhan dan bisa menyerap segala sesuatu, ada orang tua yang tidak segan-segan menyekolahkan anaknya di sekolahan yang notabanenya Nasrani. Dengan demikian, sang anak akan menyerap pendidikan mereka, tingkah lakunya akan meniru mereka, dan yang paling fatal adalah jika akidahnya meniru akidah mereka. Na’udzubillahi min dzalik.
Keshalehan seorang anak adalah bagian daripada kehormatan seseorang. Bagaimanapun juga, masyarakat akan menghargai orang yang mempunyai anak shaleh daripada yang tidak. Seorang yang bodoh, membaca dan menulis saja tidak bisa, tetapi mempunyai anak yang pandai-pandai maka akan lebih dihargai dalam mendidik anak daripada orang yang pandai dan terhormat, namun gagal mendidik anak. Dalam hal ini, Fudla’il berkata bahwa sempurnanya kehormatan seseorang itu adalah dengan berbakti kepada orang tuanya, menjaga tali silaturahmi, memuliakan saudaranya,memperbagus akhlak kepada istri,anak,dan pembantunya,menjaga agamanya,memperbaiki hartanya,serta menginfakkan kelebihannya, menempati rumahnya (maksudnya setelah selesai bekerja ia pulang kerumah), dan ia tidak tidak duduk dengan orang yang mempunyai kelebihan.
Siapakah yang tidak merasa bahagia? Didiklah anak sehingga anak-anak yang berbakti. Anak yang berbakti tidak akan meminta sesuatu kepada orang tuanya sehingga orang tua menjadi payah karenanya. Anak yang berbakti akan berusaha memperingankan kesusahan orang tuanya. Anak yang berbakti tidak akan banyak tuntutan.
Pada saat ini, anak yang berbakti kepada orang tuanya memang sudah semakin sulit ditemukan. Namun, itu bukan salah anak semata. Jika orang tua mau bercermin, semestinya ia bertanya kepada dirinya sendiri, apakah ia sudah memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya? Apakah ajaran agama sudah disampaikan kepada anak-anaknya? Sebab, pada saat ini banyak orang yang berfikiran sekuler. Kebaikan dan keburukan tidak di ukur dengan nilai-nilai agama, namun dengan ukurannya sendiri. Ada orang yang beranggapan bahwa sesuatu itu baik kalau menyenangkan dirinya sendiri, dan ada orang yang beranggapan kebaikan itu asal sama dengan temannya sehingga diajak bermaksiat pun mau. Jika yang digunakan untuk menilai kebaikan itu bukan agama, maka norma-norma agama akan tersingkirkan. Anak-anak pada masa kini, karena memang tidak ditekankan oleh orang tuanya agar menutup aurat, maka banyak anak yang pamer aurat. Pakaianya hanya mengikuti mode yang berkembang saja. Pergaulan antara laki-laki dan perempuan sudah tidak ada jarak. Kasus hamil diluar nikah bukan masalah yang tabu lagi. Dan masih banyak lagi masalah yang semestinya diperhatikan oleh setiap orang tua demi menjaga anaknya agar tidak melanggar norma-norma yang telah ditetapkan oleh Allah dalam al-Quran dan yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw.
--------------------------Resep Masakan Rumahan
Syafa Aulia Rahmah
Info Warga Jateng
Mancing Gayeng
Yuni Almus
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.